Share InI Untuk Kalian Yang Ingin Berkomitmen !!! Ingat, Menikah Itu Bukan Cuma Sekadar Mengejar "Status"
Ketika teman-teman seumuran sudah menikah dan disibukkan mengurus keluarga, terkadang menimbulkan tekanan tersendiri bagi si lajang. Tapi ingat, menikah bukan sekadar mengejar status punya teman hidup.
Jika sekadar mengejar status punya teman hidup, maka orang akan asal menikah saja tanpa pertimbangan. Padahal pernikahan harus diikuti sederet tanggung jawab. Bayangkan jika tanggung jawab itu harus diemban seumur hidup dengan orang yang sekenanya saja kita jadikan teman hidup, tanpa pertimbangan.
Jika sekadar mengejar status punya teman hidup, maka orang akan asal menikah saja tanpa pertimbangan. Padahal pernikahan harus diikuti sederet tanggung jawab. Bayangkan jika tanggung jawab itu harus diemban seumur hidup dengan orang yang sekenanya saja kita jadikan teman hidup, tanpa pertimbangan.
"Sebaiknya jangan karena kepepet lalu menikah dengan siapa saja yang mau. Menikah itu untuk seumur hidup, perlu dipikirkan dengan matang," saran psikolog Karina Priliani, M.Psi. Psikolog dalam kelas psikologi dalam rangkaian kegiatan Psych yang digagas bunda.id di Gandaria City Mall, Jl Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (4/2/2017).
Bahwa benar, menikah adalah keputusan masing-masing orang. Tapi tentu akan lebih baik jika direncanakan dengan matang dan merupakan keputusan matang. Jangan sampai ketidakmatangan keputusan melahirkan masalah-masalah baru dalam kehidupan sehingga kehidupan berumah tangga tidak seindah yang dibayangkan.
Cinta, lanjut Karina, merupakan hal yang biasanya jadi pertimbangan hubungan melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Nah, dalam cinta ada passion, intimacy dan komitmen. Dalam hal ini passion adalah ketika seseorang suka dan nyaman dengan seseorang lainnya yang mana rasa ini tidak ditemukan di orang lainnya.
"Dalam intimacy ada kedekatan yang bikin nyaman. Ini bisa ditemukan dalam hubungan pertemanan. Jika bermula dari teman, kemudian menikah, ini mungkin karena kemudian muncul passion yang hadir karena melihat nilai-nilai yang diyakini temannya itu," tutur Karina.
Sedangkan komitmen adalah terkait dengan melakukan sesuatu bersama. Pada pertemanan, komitmen ada antara lain ketika sahabat bersedia melakukan kegiatan bersama. Untuk mereka yang meningkat ke taraf pernikahan, tentu komitmennya menjadi lebih kuat lagi.
"Ketika seseorang memutuskan menikah, maka seharusnya dari awal tahu apa saja konsekuensinya. Misalnya waktunya untuk hang out dengan teman tidak sebanyak saat lajang dulu, harus mengurus keluarganya, dan sebagainya. Karena bagaimanapun seseorang yang menikah sudah tidak seperti saat lajang karena tanggung jawab sudah berbeda," papar Karina.
*** SEMOGA BERMANFAAT ***
Sumber : health.detik.com